Judul : Kontroversi AyoPoligami
link : Kontroversi AyoPoligami
Kontroversi AyoPoligami
Jakarta - Poligami masih jadi topik sensitif bagi sebagian masyarakat Indonesia. Namun, pembahasan soal poligami kembali diramaikan dengan munculnya aplikasi berjudul 'AyoPoligami'. Seperti apa aplikasinya?Sesuai namanya, aplikasi yang bisa ditemui di PlayStore ini ditujukan untuk orang-orang yang ingin memadu atau dimadu. Sampai saat ini, sudah lebih dari 5.000 kali aplikasi AyoPoligami diunduh oleh pengguna Android.
"AyoPoligami.com adalah platform yang berusaha untuk mempertemukan pengguna prianya dengan wanita yang bersedia membuat 'keluarga besar' dari satu suami," tulis keterangan resmi AyoPoligami.
Meski ditujukan untuk pria yang ingin memiliki istri lebih dari satu, tetapi aplikasi ini terbuka untuk para lajang, duda, atau janda. Ini artinya, aplikasi tersebut tak sebatas untuk kalangan pria, namun perempuan juga bisa bergabung.
Berdasarkan pengalaman mengunduh AyoPoligami, pengguna langsung diberi informasi yang tertulis, "Jika ada yang minat mengikuti group jodoh di Telegram diharapkan menghubungi admin di 081******010, prosesnya akan difilter mengenai pekerjaan, gaji bulanan, dan kesanggupan mahar. Ada biodata yang harus diisi".
Foto: istimewa
|
Setelah itu, diharuskan untuk mengisi biodata mulai dari email, nama, tanggal lahir, keterangan sudah beristri atau belum, alamat, hingga ketertarikan.
Sekilas aplikasi ini tak ubahnya seperti aplikasi kencan lainnya, sebut saja Tinder, Paktor, Badoo dan lainnya. Kemiripan ini dengan adanya identitas, foto, fitur people nearby, hingga chatting.
Foto: istimewa
|
Antarmuka dari AyoPoligami ini terkesan biasa dan cenderung tak ramah di mata. Beralih ke fitur 'people nearby', jangan heran bila yang didapatkan adalah banyaknya pengguna pria.
Kontroversi
Meski dalam agama Islam, Poligami (katanya) diperbolehkan, namun bukan berarti setiap kaum Adam bisa dengan mudah menggandeng lebih dari satu perempuan untuk membangun rumah tangga. Karena tetap harus dalam koridor agama.
Kontroversi juga mengarah pada aplikasi AyoPoligami ini. Banyak reviewer yang mendukung keberadaan medium digital ini, tetapi tak sedikit pula yang memandangnya sinis.
"Sungguh sebuah aplikasi yang sangat berguna, spektakuler! awesome!!! Sejalan dengan kebutuhan dan cita-cita saya memiliki 4 istri yang soleha. Recommended app buat para poligamer. Syukuron akhi atas app hebat ini," sebut salah satu pengguna.
"App yang sangat berguna. tinder dengan kearifan lokal," salah pengguna lainnya.
"Aplikasi ga berguna. Nantinya bisa digunakan buat maksiat," kata pengguna yang kontra.
detikINET pun sudah menjajal aplikasi yang menyita perhatian ini lewat dua peran berbeda, sebagai pengguna laki-laki dan perempuan. Selama menjajal kurang lebih dua hari, respons yang ditunjukkan cukup mengejutkan.
Saat menjajal sebagai pengguna laki-laki, maka di sana kita akan berperan aktif untuk mencari perempuan idaman melalui fitur yang disediakan oleh Ayo Poligami, misalnya 'people nearby'. Hal itu dikarenakan pengguna pria di aplikasi ini terbilang mayoritas dibandingkan kaum hawa.
Bahkan kita harus lebih dahulu mengirim pesan kepada pengguna perempuan, sekedar untuk chattingan ke tahap selanjutnya. Meski demikian, respons yang diberikan tak selalu mulus atau jarang dibalas.
Saat akun detikINET lainnya menjajal aplikasi ini sebagai perempuan, setelah mengisi registrasi, tak lama berselang usai membuka akun, sejumlah pengguna pria langsung mengirimkan pesan.
Bahkan jumlah profile visitors atau akun yang melihat terus melonjak dari waktu ke waktu, rata-rata di antaranya adalah laki-laki. Kondisi serupa juga terjadi di 'who likes you' atau akun yang menyukai Anda.
Beralih ke pesan, akun detikINET versi perempuan terus didatangi kaum Adam yang ingin sekedar berkenalan. Kata-kata "Hi" hingga ajakan kenalan lainnya menjadi kata pembuka untuk menyapa. Situasi ini tak terjadi saat akun detikINET versi laki-laki menggunakan aplikasi Ayo Poligami ini.
Selama kurang dari dua hari, pesan-pesan yang masuk baru sekedar mengenal satu sama lain. Seputar pekerjaan, hobi, minta nomor WhatsApp, tinggal di mana, sampai ajakan untuk bertemu langsung.
Hanya satu orang yang sudah memplokamirkan diri bahwa ia adalah seorang suami dengan istri dan tiga anak. Untuk satu ini, Lukman (nama samaran) langsung menjelaskan agar tidak berprasangka buruk setelah ia mengungkapkan telah beristri dan punya anak.
Namun kalimat selanjutnya, ia mengatakan, bisa saja "saya" adalah jodohnya. Secara keseluruhan, aplikasi Ayo Poligami ini baru sekadar menawarkan layanan ala Tinder yang dikemas lebih 'Islami' saja. Belum ada keistimewaan lainnya. (fyk/rou)
from inet.detik http://ift.tt/2vzTfJP
via IFTTT
Demikianlah Artikel Kontroversi AyoPoligami
Anda sekarang membaca artikel Kontroversi AyoPoligami dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2017/08/kontroversi-ayopoligami.html
0 Response to "Kontroversi AyoPoligami"
Post a Comment