Judul : Orang Indonesia Keranjingan Streaming Video Lewat Ponsel
link : Orang Indonesia Keranjingan Streaming Video Lewat Ponsel
Orang Indonesia Keranjingan Streaming Video Lewat Ponsel
Jakarta - Pertumbuhan penggunaan smartphone di Indonesia menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kebiasaan masyarakat Indonesia untuk menonton video secara online.Indonesia sendiri menempati posisi ketiga di Asia Pasifik sebagai pasar smartphone terbesar. Besarnya jumlah pengguna smartphone praktis meningkatkan penggunaan internet di Indonesia.
Hal tersebut tercermin dari pertumbuhannya yang mencapai 51%, hampir tiga kali lipat dari rata-rata global. Dua faktor ini menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan bisnis OTT (over the top) di dalam negeri.
"Salah satu tren yang tengah marak saat ini adalah video on-demand. Setiap orang ingin menonton video yang mereka suka kapanpun dan di manapun. Hal ini menjadi mungkin dengan kehadiran OTT," ujar Adam Riley, Regional Sales Director South Asia and ANZ dari Akamai, perusahaan content delivery.
Meskipun masyarakat Indonesia masih lebih sering menonton televisi (7,8 jam seminggu) dibanding video online (7,7 jam seminggu), cepat atau lambat kebiasaan tersebut akan berubah seiring dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang terkoneksi dengan internet, yang jumlahnya kini mencapai 132 Juta.
Terlebih, lebih dari 30% penonton video online menggunakan smartphone mereka untuk mengakses konten tersebut, sehingga semakin memperbesar peluang bertambahnya pelanggan OTT di dalam negeri.
Selain itu, kehadiran layanan 5G, yang diperkirakan dapat diimplementasikan di Indonesia pada 2021, akan semakin meningkatkan permintaan masyarakat terhadap video online.
"Hadirnya 5G dapat meningkatkan kecepatan internet, sehingga permintaan konten-konten online juga bertambah. Orang-orang akan bergerak dari 4G ke 5G, 3G ke 4G, dan akan semakin banyak yang menonton video secara online," kata Riley.
"Dengan kecepatan rata-rata 7,2 Mbps, itu sudah cukup baik untuk OTT, apalagi untuk penggunaan mobile phone. Kecepatan tersebut juga masih bagus untuk diaplikasikan ke smart TV," imbuhnya.
Tapi Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang luas memberi tantangan tersendiri untuk menjangkau seluruh wilayahnya, agar menghadirkan kecepatan internet yang sama rata. Sehingga tak semua konten bisa dirasakan pengguna. Bandingkan dengan Korea Selatan (28,6 Mbps) dan Singapura (20,3 Mbps) yang luas negaranya tidak sebesar Indonesia.
"Untuk 4K paling tidak membutuhkan kecepatan rata-rata di 15 Mbps, atau mungkin 20 Mbps," Ia menjelaskan.
Hal ini pun menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan OTT, karena ternyata 81% penonton video online di Indonesia lebih menginginkan tayangan dengan kualitas 4K, atau paling tidak HD.
Dalam hal ini, kerja sama antara pemerintah dengan Akamai bisa menjadi solusi, mengingat perusahaan tersebut sudah menjalin kerja sama dengan beberapa media dan perusahaan telekomunikasi di Indonesia dalam hal media delivery.
Selain itu, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Akamai, kualitas video yang baik menjadi prioritas utama konsumen Indonesia, yaitu sebesar 73%.
Tingginya persentase jumlah subscribe untuk konten premium (80%) juga akan semakin menciptakan ekosistem yang baik untuk OTT. Apalagi pertumbuhan OTT di Indonesia diperkirakan akan melonjak dari USD 7 Juta (Rp 95 Miliar) di 2016 menjadi USD 40 Juta (Rp 542 Miliar) pada 2019.
"Jika semakin banyak OTT lokal yang menyuguhkan konten lebih baik, bukan tidak mungkin mereka akan mengalahkan pemain-pemain internasional," pungkas Adam Riley.
(yud/rou)
from inet.detik http://ift.tt/2iDxZ4a
via IFTTT
Demikianlah Artikel Orang Indonesia Keranjingan Streaming Video Lewat Ponsel
Anda sekarang membaca artikel Orang Indonesia Keranjingan Streaming Video Lewat Ponsel dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2017/10/orang-indonesia-keranjingan-streaming.html
0 Response to "Orang Indonesia Keranjingan Streaming Video Lewat Ponsel"
Post a Comment