Judul : 'Tsunami Data' 2025 Jadi Alarm Industri TIK
link : 'Tsunami Data' 2025 Jadi Alarm Industri TIK
'Tsunami Data' 2025 Jadi Alarm Industri TIK
Jakarta - Industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) global diperkirakan bisa mengonsumsi 20% kebutuhan listrik dunia pada 2025.Tingginya konsumsi listrik di sektor ini dipicu oleh permintaan yang besar terhadap perangkat terkoneksi ke internet, streaming video beresolusi tinggi, email, kamera pengawas, hingga televisi pintar yang meningkat 20% tiap tahunnya.
Data tersebut berdasarkan studi yang dilakukan Anders Andrae, peneliti asal Swedia. Dalam penelitiannya, dia juga mengungkapkan bahwa sektor TIK sudah mengkonsumsi sekitar 3-5% dari akumulasi kebutuhan listrik dunia pada 2015.
Lebih lanjut, Andrae mengungkapkan jika perusahaan-perusahaan teknologi tidak melakukan efisiensi besar-besaran, industri ini dapat memakan 20% kebutuhan listrik dunia serta turut berkontribusi dalam 5,5% emisi karbon secara global pada 2025.
Menariknya, angka tersebut hanya dapat dikalahkan oleh tiga negara saja di seluruh dunia nantinya, yaitu AS, China, dan India.
Untuk tahun ini sendiri, industri TIK sudah membutuhkan pasokan listrik sebesar 200 hingga 300 TWh (terawatt per jam). Andrae pun memperkirakan bahwa 2025 mendatang angka tersebut akan meningkat menjadi 1.200 sampai 3.000 TWh.
Di samping itu, pusat penyimpanan data yang digunakan oleh korporasi teknologi di seluruh dunia dapat menghasilkan 1,9 Gt (gigaton) emisi karbon, atau setara dengan 3,2% dari akumulasi global, sepanjang tahun ini.
"Situasinya sudah sangat gawat. Kita akan dihadapkan dengan 'tsunami data' yang semakin dekat. Ini merupakan 'bencana' yang sangat sempurna," kata Andrae, seperti detikINET kutip dari The Guardian pada Selasa (2/1/2018).
"Teknologi 5G yang akan hadir, semakin tingginya trafik IP, digitalisasi terhadap semua benda, serta hadirnya kecerdasan buatan menghasilkan data dalam jumlah besar yang ditampung dalam pusat data," ujarnya menambahkan.
Serupa dengan pernyataan Andrae, berdasarkan studi yang dilaporakan oleh peneliti asal Amerika Serikat (AS) baru-baru ini, industri TIK akan menyumbang hingga 3,5% emisi global pada 2020, mengalahkan sektor penerbangan dan perkapalan.
Angka tersebut pun diperkirakan dapat meningkat menjadi 14% pada 2040 mendatang, atau setara dengan emisi yang dihasilkan oleh AS sepanjang tahun ini.
Mereka pun memperkirakan konsumsi listrik akan terus meningkat mengingat Internet of Things (IoT) yang diwujudkan dalam berbagai perkembangan teknologi seperti mobil tanpa supir, robot, rekaman pengawas, hingga kecerdasan buatan tengah tumbuh pesat di negara-negara maju.
"Tahun ini, kurang lebih terdapat 8,4 miliar perangkat yang terkoneksi internet. Angka ini dapat tumbuh hingga mencapai 20,4 miliar pada 2020," tutur perwakilan dari Gartner, firma analisis internet.
Prediksi serupa pun diperlihatkan oleh Cisco Visual Networking Index, meskipun dengan angka yang sedikit berbeda.
"Lebih dari satu miliar pengguna internet baru akan hadir, dengan total 4,1 miliar pada 2020. Lalu, jaringan IP akan mendukung hingga 10 miliar perangkat terkoneksi tambahan, menjadi 26 miliar pada 2020," ungkap Cisco. (rns/rns)
from inet.detik http://ift.tt/2CuhX50
via IFTTT
Demikianlah Artikel 'Tsunami Data' 2025 Jadi Alarm Industri TIK
Anda sekarang membaca artikel 'Tsunami Data' 2025 Jadi Alarm Industri TIK dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2018/01/tsunami-data-2025-jadi-alarm-industri.html
0 Response to "'Tsunami Data' 2025 Jadi Alarm Industri TIK"
Post a Comment