Judul : Putus dengan Facebook Tak Semudah Diucapkan
link : Putus dengan Facebook Tak Semudah Diucapkan
Putus dengan Facebook Tak Semudah Diucapkan
Jakarta - Skandal privasi terbaru Facebook, yang melibatkan penyalahgunaan data untuk pemenangan Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat (AS), membuat sejumlah pengguna Facebook di AS terpikir untuk hengkang. Nyatanya, berpisah dengan Facebook tak semudah yang diucapkan.Facebook memang sudah pernah diterpa masalah berat sebelumnya. Sang CEO Mark Zuckerberg dengan besar hati meminta maaf dan mengajak timnya bangkit dan move on. Namun kali ini, badai yang menerjang demikian hebat. Krisis Facebook menjadi sorotan.
Saat sedang terseret kasus penyalahgunaan data 50 juta penggunanya ini, raksasa jejaring sosial tersebut menghadapi seruan untuk menghapus Facebook yang digaungkan berbagai kalangan, salah satunya pendiri WhatsApp Brian Acton.
It is time. #deletefacebook
— Brian Acton (@brianacton) March 20, 2018
Cuitan ini pun memancing bermacam reaksi para pengguna Facebook. Banyak yang mengikuti langkah Acton, ada yang masih ingin memberi kesempatan pada Facebook, tak sedikit pula yang merasa bimbang dan berat memutuskan hubungan dengan Facebook.
I've done it. #DeleteFacebook
— Lucy S (@louinoosa) March 21, 2018
I wish I was still on facebook so I could now #DeleteFacebook
— Sander Hermsen (@sanderhermsen) March 21, 2018
I haven't but thinking about how I can use it differently. Limiting info given...maybe using groups and messenger only, etc. The problem is so much of my networking is conducted there, as someone who works in the arts/publicity. It's pretty much impossible to quit.
— Briony Kidd (@BrionyKidd) March 20, 2018
I would have deleted it years ago. Problem is if you don't occupy an online presence, you don't exist. People normally ask you for your social media like FB to form connections. That and everybody uses the messenger app.
— Sen Tien 🐨 (@sen_tient) March 21, 2018
Melihat beragam komentar netizen tersebut, setidaknya cukup memberikan gambaran bahwa bagi sebagian orang, meninggalkan Facebook seperti mengakhiri hubungan dengan kekasih yang sudah berlangsung lama.
Salah satu eksekutif teknologi di San Francisco, AS bernama Arvind Rajan misalnya, setelah memutuskan untuk melakukan penonaktifan Facebook, dia kerepotan membuat username dan password baru untuk beberapa aplikasi dan situs. Hal itu dikarenakan dia biasa menggunakan ID Facebook untuk log in ke berbagai layanan.
"Ini memang merepotkan. Namun bukan berarti segalanya berakhir tanpa Facebook. Karena saya merasa terganggu dengan Facebook akhir-akhir ini, kerepotan dan ketidaknyamanan itu sepadan," sebutnya seperti dikutip dari Washington Post, Rabu (21/3/2018).
![]() |
Pengguna lain yang sedang mempertimbangkan meninggalkan Facebook, kemungkinan merasa tidak ada alternatif yang pas untuk menggantikan Facebook. Twitter? Terlalu berisik. Instagram? Hmmm masih milik Facebook. Snapchat? Jika Anda berusia di bawah 25 tahun, mungkin tertarik dengan Snapchat.
Tapi intinya ya tetap saja, tidak atau belum ada yang dianggap pas menggantikan Facebook. Jejaring sosial yang identik dengan warna putih biru ini sudah dianggap sebagai tempat orang berbagi dan terkoneksi.
"Yang masih membuat saya berat adalah ratusan foto yang diposting selama lebih dari 13 tahun berada di Facebook. Saya tidak ingin kehilangan akses untuk itu. Jika ada cara mudah mendapatkan semua foto tersebut, saya akan mematikan akun Facebook saya," kata pengguna Facebook bernama Daniel Schwartz.
Ifeoma Ajunwa, seorang profesor peneliti perilaku dari Cornell University menyebutkan, orang yang menghapus akun Facebook mereka mungkin akan menemukan masalah tak terduga bahwa betapa lekatnya Facebook di banyak aktivitas kehidupan.
"Sulit bagi mereka menghapus Facebook, karena Facebook tak sekadar platform media sosial, tetapi juga sudah seperti tempat bertemu dan bersosialisasi bagi sebagian orang," ujarnya.
Laporan Washington Post sejauh ini, belum melihat tanda bahwa pengguna di AS berbondong-bondong meninggalkan Facebook, demikian juga para pengiklan. Firma riset pasar eMarketer juga belum mengubah prediksi nilai belanja iklan Facebook secara global yang diperkirakan akan naik 22% tahun ini ke angka hampir USD 49 miliar.
"Jika Facebook dipaksa mengubah cara mereka memanfaatkan data, atau cara produk iklannya bekerja, para pengiklan akan kurang tertarik pada Facebook," Debra Aho Williamson, analis eMarketer.
Tidak mengherankan, Facebook tak mudah ditinggalkan. Untuk menghapus akun secara permanen, kita harus mengajukan request ke Facebook. Proses ini bisa berlangsung beberapa hari. Dan jika kita log in selama masa pengajuan penghapusan akun, maka permintaan akan dianggap batal. Bisa memakan waktu hingga 90 hari untuk menghapus semua yang ada di Facebook.
Ada cara lain untuk meninggalkannya, yakni dengan melakukan penonaktifan (deactivate) akun Facebook. Cara ini tidak sama dengan menghapus akun sepenuhnya. Profil dan akun Anda hanya akan disembunyikan, dan Anda bisa balikan lagi jika sewaktu-waktu berubah pikiran.
Apakah kalian terpikir meninggalkan Facebook? (rns/rns)
from inet.detik http://ift.tt/2IHZ4Mq
via IFTTT
Demikianlah Artikel Putus dengan Facebook Tak Semudah Diucapkan
Anda sekarang membaca artikel Putus dengan Facebook Tak Semudah Diucapkan dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2018/03/putus-dengan-facebook-tak-semudah.html
0 Response to "Putus dengan Facebook Tak Semudah Diucapkan"
Post a Comment