Kerennya Warung di China yang Serba Digital

Kerennya Warung di China yang Serba Digital - Hallo sahabat Berita Terkini Indonesia, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kerennya Warung di China yang Serba Digital, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel apa, Artikel bagaimana, Artikel di mana, Artikel IFTTT, Artikel inet.detik, Artikel kenapa, Artikel siapa, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kerennya Warung di China yang Serba Digital
link : Kerennya Warung di China yang Serba Digital

Baca juga


Kerennya Warung di China yang Serba Digital

Hangzhou - Menyimak bagaimana sistem pembayaran non-tunai atau cashless di China bekerja memang mengagumkan. Lebih memukau lagi ketika kita melihatnya secara langsung. Benar-benar melampaui apa yang selama ini digambarkan.

Setidaknya itu yang detikINET rasakan saat menyaksikan bagaimana penerapan cashless di Negeri Panda, walaupun baru sebatas yang sudah dibangun Alibaba Group. Meski demikian, pengalaman ini cukup memberi perspektif baru, tak lagi sekadar pembayaran lewat ponsel, detikINET juga jadi lebih tahu bahwa ekosistem lebih besar yang telah mereka bangun.

Salah satunya adalah pengalaman saat menyambangi Wu Fang Zhai. Restoran yang didirikan 1999 ini terkenal akan menu bacangnya. Sejak Januari lalu, restoran ini bertransformasi jadi serba digital.

Sebelumnya, pengunjung yang datang harus antre cukup lama untuk memilih menu sekaligus membayar. Kemudian mereka akan menunggu hingga makanan siap disajikan. Kini, semua proses itu dilakukan dari ponsel konsumen.

"Pelanggan bisa menggunakan aplikasi Koubei atau memakai aplikasi Alipay dengan memindai barcode restoran terlebih dahulu," kata Liszt, Kubei Business Catring Trade Celue Operator Advisor dari Ant Financial Service Group saat ditemui di restoran.

Kerennya Warung Bacang Bertransformasi DigitalFoto: Adi Fida Rahman/detikINET

Dalam aplikasi itu, pengunjung bisa memilih pesanan sebelum bertandang ke restoran. Begitu membuka aplikasi, mereka akan diminta memilih makan di tempat atau dibawa pulang. Setelahnya, mereka bisa memilih menu.

Alibaba menyematkan artificial intelligence (AI) dalam aplikasi ini. Alhasil, daftar menu antar pengguna dipastikan beda.

"Semua ditampilkan berdasarkan menu yang sering dipesan dan mungkin disukai oleh seorang konsumen. Ketika memesan suatu menu, aplikasi ini juga akan menampilkan rekomendasi makanan atau minuman pendamping," jelas Liszt.

Kerennya Warung Bacang Bertransformasi DigitalFoto: Adi Fida Rahman/detikINET

Setelah menu dipilih, pengunjung dapat menentukan kapan makanan yang dipesan akan diambil, kemudian membayarnya memakai Alipay.

Saat sampai di restoran, begitu menu siap diambil, pemesan akan mendapat notifikasi di ponsel berisi informasi kotak locker mana yang berisi makanannya. Untuk membuka locker itu, kita hanya memencet tombol di aplikasi saja.

Ketika tiba di restoran ternyata makanan masih dalam proses penyajian, pengunjung dapat menunggu sambil bermain game berbasis augmented reality. Cukup dengan memindai barcode pada poster yang dipajang di dinding restoran, game akan langsung terbuka dan menawarkan hadiah berupa voucher makanan.

Durasi game ini sepertinya telah disesuaikan dengan durasi penyiapan makanan. Sebab, begitu game selesai dimainkan, makanan sudah siap diambil dalam kotak locker.

Kerennya Warung Bacang Bertransformasi DigitalFoto: Adi Fida Rahman/detikINET

Semua proses tadi, mampu menghemat waktu cukup banyak bagi pelanggan. "Jika sebelumnya waktu yang dibutuhkan untuk antre hingga mendapatkan pesanan paling cepat 30 menit. Sekarang hanya 15 menit," ungkap Liszt.

Bagi pemilik restoran, penerapan teknologi ini juga memberikan manfaat lebih. Pertama dari segi efisiensi. Sebelumnya mereka harus menyiapkan personil yang banyak untuk melayani pemesanan hingga membereskan meja dari sisa makanan.

"Dulu restoran ini menyiapkan 13 orang pegawai, sekarang cukup satu orang yang membereskan meja dan mengajarkan fitur baru ini ke pelanggan yang belum mencobanya," kata pria berkacamata itu.

Manfaat lainnya, pendapatan restoran ini bertambah. Pasalnya, mereka bisa melayani lebih banyak pelanggan per harinya. "Sebulan setelah pengaplikasian, kenaikan omzet mencapai 40%," terang Liszt.

Saat ini, restoran Wu Fang Zhai telah mentrasnformasi enam gerainya di seluruh kota Hangzhou. Semua teknologi tersebut dikembangkan Alibaba.

Kerennya Warung Bacang Bertransformasi DigitalFoto: Adi Fida Rahman/detikINET

Toko 24 Jam Tanpa Penjaga

Sejak mendesain ulang, restoran Wu Fang Zhai menempatkan bagian baru di sisi kanan gerainya. Di dalamnya terdapat deretan lemari pendingin yang isinya makanan siap olah. Menariknya, bagian ini dibuka 24 jam tanpa penjaga.

Bisa dibilang lemari es yang terdapat di ruangan tersebut sebagai vending machine yang lebih modern. Untuk membuka lemari es, pengguna hanya perlu memindai barcode dari aplikasi Alipay.

Kemudian mereka mengambil makanan yang akan dibeli, lalu pergi. Lantas bagaimana pembayarannya?

"Begitu pintu lemari es ditutup, aplikasi akan menampilkan barang yang sudah diambil dan dibayar secara otomatis. Ini memberikan pengalaman baru," pungkas Liszt. (rns/rou)

Let's block ads! (Why?)



from inet.detik https://ift.tt/2HehpPZ
via IFTTT


Demikianlah Artikel Kerennya Warung di China yang Serba Digital

Sekianlah artikel Kerennya Warung di China yang Serba Digital kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kerennya Warung di China yang Serba Digital dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2018/04/kerennya-warung-di-china-yang-serba.html

0 Response to "Kerennya Warung di China yang Serba Digital"

Post a Comment