Dituding Ada Motif Politik, Garda Sebut Grab Arogan

Dituding Ada Motif Politik, Garda Sebut Grab Arogan - Hallo sahabat Berita Terkini Indonesia, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Dituding Ada Motif Politik, Garda Sebut Grab Arogan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel apa, Artikel bagaimana, Artikel di mana, Artikel IFTTT, Artikel inet.detik, Artikel kenapa, Artikel siapa, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Dituding Ada Motif Politik, Garda Sebut Grab Arogan
link : Dituding Ada Motif Politik, Garda Sebut Grab Arogan

Baca juga


Dituding Ada Motif Politik, Garda Sebut Grab Arogan

Jakarta - Aksi demo yang dilakukan Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) beberapa waktu lalu dinilai Grab bermotif politik. Menanggapi itu, pihak Garda menyebut perusahaan ride sharing asal Malaysia itu arogan.

Hal tersebut ditegaskan langsung oleh Anggota Presidium Garda Indonesia Igun Wicaksono. Dia men secara tegas membantah ada pihak yang menggerakkan karena ingin mendapat keuntungan politik.


"Unjuk rasa kami itu untuk menuntut keadilan yang tidak terkait politik dan silahkan buktikan oleh bos Grab. Dia jangan asal membuat pernyataan, silahkan bicara berdasarkan fakta bukan asumsi atau hal yang tidak ada faktanya," ujar Igun dalam keterangan tertulis yang diterima detikINET, Kamis (27/9/2018).
Igun menambahkan pernyataan bos Grab Indonesia itu suatu bentuk arogansi yang tidak peka menanggapi keluhan para mitra pengemudinya. Karena itu dia menantang Grab membuktikan tudingannya itu. Termasuk juga tudingan bahwa para peserta demo bukan pengemudi aktif.

"Kami siap membuktikan bahwa kami pengemudi online aktif dan masih membawa penumpang melalui order aplikasi Grab," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menanggapi perihal banyak demo yang mendera pihaknya. Menurutnya demo yang dilakukan driver roda empat terkait aksi suspend atau black list yang gencar dilakukan Grab terhadap para driver nakal.

Selain driver roda empat, Grab pun tak luput dari serbuan demo dari driver roda dua. Tetapi untuk kasus ini, latar belakangnya berbeda.

Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia.Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia. Foto: Manajer Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Ridzki bahkan dengan lantang menyebut inisiator demo driver roda dua itu lebay! Terlebih saat ini masuk tahun politik. Inisiatornya disebut bukan driver murni, tetapi cuma tercatat sebagai driver tetapi tak pernah menggunakan kesempatan itu untuk mengejar pesanan penumpang dalam kesehariannya.

"Kenapa saya bilang lebay? Karena mereka ingin cari perhatian media, sehingga dipanggil DPR dapat cantolan politik. Apa isu yang dipakai? memang menarik secara umum, yakni naikkan tarif dua kali lipat. Bahkan driver pun banyak yang ketipu," ungkapnya.

Padahal kenaikan tarif ini, lanjut Ridzki, justru malah akan menjadi bumerang bagi driver. Sebab, penumpang tak akan ada yang mau menggunakan jasa mereka, ujung-ujungnya pendapatan driver bakal turun drastis.

"Kita sudah coba, misalkan naikkan tarif 15% itu pendapatan driver pada turun. Tetapi kita coba menyiasatinya dengan bantuan teknologi, misalkan ketika ada demand tinggi baru kita naikkan lalu ada auto location, mapping dan lainnya. Jadi kita melakukan kenaikan pendapatannya dari situ GrabFood, GrabExpress dan sebagainya," Ridzki menambahkan.

Hanya saja, pihak Grab mengakui jika topik yang 'digoreng' para inisiator demo itu memang sangat menarik bagi publik, media dan driver itu sendiri. Pun begitu, Grab coba meng-counter-nya dengan melakukan edukasi kepada driver, dan hasilnya pun dianggap signifikan.

Dimana driver yang ikut demo awalnya mencapai ribuan, bahkan bakal mau besar-besaran ketika pembukaan Asian Games. Tetapi sekarang banyak yang diklaim pada meninggalkan grup pendemo (left grup) tersebut.

"Untuk yang dua roda, saya juga gak bisa memenuhinya karena justru akan merugikan driver itu sendiri. Saya pernah ngomong ke pendemo, 'Kamu mau tanggung jawab kalau saya naikkan tarif dua kali lipat dan berdampak ke pendapatan driver turun?'. Lalu dia bilang, saya gak mau tahu, yang penting naikkan tarif. Dan dia mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang melanggar hukum, yaitu Go-Jek akan naikkan tarif kalau Grab naikkan tarif, itu sebetulnya melanggar hukum, KPPU akan mempermasalahkan itu sebagai kartel," jelasnya.

Isu lain yang juga sempat dilontarkan pendemo adalah soal revenue sharing 20% untuk Grab dan 80% untuk driver. "Sekali lagi, padahal mereka dapat 80% dan uang itu kita buat investasi lagi buat teknologi, man power dan jujur saja perusahaan pasti ingin hidup secara bisnis," pungkasnya. (afr/afr)

Let's block ads! (Why?)



from inet.detik https://ift.tt/2R212uY
via IFTTT


Demikianlah Artikel Dituding Ada Motif Politik, Garda Sebut Grab Arogan

Sekianlah artikel Dituding Ada Motif Politik, Garda Sebut Grab Arogan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Dituding Ada Motif Politik, Garda Sebut Grab Arogan dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2018/09/dituding-ada-motif-politik-garda-sebut.html

0 Response to "Dituding Ada Motif Politik, Garda Sebut Grab Arogan"

Post a Comment