Kisah Kekejaman Bill Gates Pada Paul Allen

Kisah Kekejaman Bill Gates Pada Paul Allen - Hallo sahabat Berita Terkini Indonesia, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kisah Kekejaman Bill Gates Pada Paul Allen, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel apa, Artikel bagaimana, Artikel di mana, Artikel IFTTT, Artikel inet.detik, Artikel kenapa, Artikel siapa, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kisah Kekejaman Bill Gates Pada Paul Allen
link : Kisah Kekejaman Bill Gates Pada Paul Allen

Baca juga


Kisah Kekejaman Bill Gates Pada Paul Allen

Jakarta - Bisa dibilang Paul Allen selalu berada di bawah bayang-bayang Bill Gates. Padahal peran pria berusia 65 tahun ini sangat penting di Microsoft, tak kalah dibandingkan Gates.

Gates dan Allen awalnya bertemu di SMA Lakeside di Seattle. Mereka ini sama-sama gila komputer dan jadi teman dekat. Sama-sama jenius pula sehingga merasa cocok.

"Rambut pirangnya semrawut. Kamu bisa mengatakan 3 hal soal Bill Gates dengan cepat. Dia sungguh pintar. Dia sungguh kompetitif, dia ingin menunjukkan padamu seberapa pintar dirinya. Dan dia sangat sangat gigih," sebut Allen yang dikutip detikINET dari Guardian.

Pada usia 13 tahun, Gates sudah bermimpi mendirikan perusahaan sendiri. Ketika Gates masuk ke universitas Harvard, Allen mengikuti dia dan keduanya banyak menghabiskan waktu merancang software.
Allen dan Gates masa remaja. Foto: Facebook

Pada tahun 1972, mereka mendirikan perusahaan pertama bernama Traf-O-Data yang menganalisis data lalu lintas. Nah, terobosan baru terjadi di tahun 1975 yang menjadi cikal bakal perusahaan bernama Microsoft.

Kala itu, Allen menunjukkan majalah Popular Electronic pada Gates. Media itu membahas komputer mikro buatan Micro Instrumentation and Telemetry Systems's (MITS), yaitu Altair 8800. Allen mengusulkan agar mereka membuat implementasi software penerjemah bahasa pemrograman BASIC di sistem tersebut.

Pihak MITS pun memberi mereka kesempatan demonstrasi dan ternyata, penerjemah BASIC itu dapat bekerja dengan sempurna. MITS pun setuju mendistribusikannya dengan nama Altair BASIC.

Begitulah, keberhasilan proyek itu menjadi awal kelahiran Microsoft pada 4 April 1975. Paul Allen-lah yang memberikan nama Microsoft. Sayang seiring berjalannya waktu, hubungan Allen dan Gates malah retak.

Rusaknya Persahabatan

Paul Allen dan Bill Gates dekat sejak SMA dan bersama-sama mendirikan Microsoft. Namun hubungan keduanya retak. Allen mengklaim semuanya karena ulah Gates.

Cerita rusaknya hubungan Gates dan Allen terungkap dalam buku biografi Allen berjudul Idea Man: a Memoir. Di situ Allen banyak menceritakan kedekatannya dengan Gates sekaligus bagaimana berakhirnya hubungan baik mereka.

Allen dan Gates di Microsoft. Foto: Internet

Seperti dikisahkan sebelumnya, Gates dan Allen awalnya bertemu di SMA Lakeside di Seattle. Tahun 1975 saat masih kuliah di Harvard, keduanya mendirikan Microsoft yang lantas berkembang luar biasa. Nah, pembagian saham pun dilakukan. Gates meminta bagian lebih banyak karena merasa bekerja lebih keras.

"Aku berasumsi kemitraan kami 50-50. Tapi Bill punya ide lain," tulis Allen. Gates meminta bagian saham Microsoft lebih besar, 64-36. Allen akhirnya setuju karena merasa Gates sangat bawel dan dia tak ingin berkonflik.

Sayang, relasi mereka makin buruk seiring bertambah besarnya Microsoft. Allen dan Gates sering adu argumentasi selama berjam-jam. Kemudian puncaknya, Gates memasukkan temannya Steve Ballmer yang di kemudian hari akan menjadi CEO Microsoft.

Gates langsung menawari bagian saham 8,75% ke Ballmer, yang membuat Allen marah. Kemalangan kembali datang pada tahun 1982, Allen sakit kanker dan absen bekerja.

Kala kembali ke Microsoft, dia merasa tak dianggap lagi. Tak hanya itu, Allen juga mendengar kalau Gates dan Ballmer ingin mengurangi jatah sahamnya.

"Tidak bisa lagi menahan diri, aku meledak pada mereka dan berteriak semua ini tidak bisa dipercaya. Menunjukkan karaktermu (Gates) yang sebenarnya," papar Allen.

Ballmer dan Gates pun menyadari kesalahan mereka dan minta maaf, tapi bagi Allen, hubungan mereka sukar diperbaiki lagi. Maka, Allen memutuskan mundur dari Microsoft.

Gates mencoba membeli saham Microsoft yang dimiliki Allen seharga USD 5 per lembar, tapi Allen menolaknya. Keputusan itu sangat tepat karena harga saham Microsoft kemudian sangat tinggi. Sekarang saja kekayaan Allen lebih dari USD 21 miliar karena masih memiliki banyak saham Microsoft.

"Kupikir kemitraan kami berdasarkan keadilan, namun aku melihat kepentingan pribadi Bill mengesampingkan semua pertimbangan lain. Dia ingin mengambil sebanyak mungkin kue dan itulah yang tak bisa kuterima," sebut Allen.

Cerita Allen di buku biografinya itu pernah dikomentari oleh Gates, di mana dia tak setuju dengan berbagai cerita Allen. Namun apapun yang telah terjadi di masa lalu, Gates tetap berterima kasih pada Allen.

"Meskipun ingatanku pada semua peristiwa itu mungkin berbeda dari Paul, aku menghargai persahabatannya dan kontribusi penting yang dibuatnya pada dunia teknologi dan Microsoft," sebut Gates.

Pada tahun-tahun belakangan ketika mereka makin tua, hubungan keduanya mulai membaik. Bahkan keduanya tak segan berfoto bersama lagi, mungkin sembari mengingat bagaimana dulu mereka berduet membuat Microsoft jaya.

Kini Allen telah meninggal dunia. Bill Gates pun merasakan duka yang sangat mendalam. Selamat jalan sahabat, mungkin itu yang diucapkannya. (fyk/fyk)

Let's block ads! (Why?)



from inet.detik https://ift.tt/2pUt1R2
via IFTTT


Demikianlah Artikel Kisah Kekejaman Bill Gates Pada Paul Allen

Sekianlah artikel Kisah Kekejaman Bill Gates Pada Paul Allen kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kisah Kekejaman Bill Gates Pada Paul Allen dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2018/10/kisah-kekejaman-bill-gates-pada-paul.html

Related Posts :

0 Response to "Kisah Kekejaman Bill Gates Pada Paul Allen"

Post a Comment