Kisah YouTuber Jadi Depresi Karena Tuntutan Algoritma

Kisah YouTuber Jadi Depresi Karena Tuntutan Algoritma - Hallo sahabat Berita Terkini Indonesia, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kisah YouTuber Jadi Depresi Karena Tuntutan Algoritma, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel apa, Artikel bagaimana, Artikel di mana, Artikel IFTTT, Artikel inet.detik, Artikel kenapa, Artikel siapa, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kisah YouTuber Jadi Depresi Karena Tuntutan Algoritma
link : Kisah YouTuber Jadi Depresi Karena Tuntutan Algoritma

Baca juga


Kisah YouTuber Jadi Depresi Karena Tuntutan Algoritma

Jakarta - Menjadi YouTuber saat ini menjadi salah satu profesi yang diidam-idamkan oleh banyak orang. Hanya dengan membuat video atau vlog dengan tema sesuai passion kita, dan bisa mendapatkan uang dari iklan yang dipasang YouTube.

Tapi, belakangan ini muncul fenomena YouTuber yang mengumumkan istirahat dari membuat konten untuk subscriber-nya. Alasannya beragam, mulai dari depresi, kelelahan, gangguan kecemasan, hingga sakit.

"Apa yang dimulai sebagai pekerjaan paling menyenangkan lama-lama menjadi sesuatu yang terasa sangat suram dan sepi," kata YouTuber, Matt Lees.

Lees pertama kali menjadi sensasi viral di YouTube pada tahun 2013. Berkat video kocaknya mengomentari peluncuran PlayStation 4, Lees mendapatkan jutaan views hanya dalam beberapa hari, dan pada akhir tahun jumlah subscriber-nya melonjak dari 1.000 menjadi 90.000.

Popularitas Lees membuatnya dilirik oleh penulis yang juga idolanya, Charlie Brooker yang mengajaknya untuk menjadi penulis di program TV-nya. Untuk membagi waktu antara naskah TV yang ditulisnya dengan konten untuk kanal YouTube-nya, Lees memaksa dirinya bekerja 20 jam sehari.

Lees khawatir, kalau sehari saja tidak mengunggah konten dapat mengakibatkan ranking video dan kanal YouTube-nya turun di hasil pencarian.

Setelah bekerja dengan ekstrim selama sebulan, ia pun terlihat kurus, pucat dan selalu kelelahan. Konten yang ia unggah ke YouTube pun menjadi terlihat penuh amarah dan provokatif, namun konten tersebut justru populer di kalangan subscriber-nya.

"Konten yang memecah belah adalah raja di media online saat ini, dan YouTube akan mempromosikan apa pun yang membuat orang kesal," ujar Lees.

"Itu merupakan salah satu hal yang paling beracun: titik di mana kalian terlihat lelah adalah titik di mana algoritma paling mencintai kalian," lanjutnya.

Saat itu ia mulai merasakan efek kerja berlebihannya kepada kesehatannya secara fisik dan mental. Ia kemudian menderita gejala tiroid dan mulai mengalami depresi yang lebih sering dan terus-menerus.

"Ketika bertemu ribuan orang yang memberikan umpan balik secara langsung terhadap pekerjaan kalian, kalian benar-benar merasakan ada sesuatu di pikiran kalian yang rusak," pungkasnya. (fyk/fyk)

Let's block ads! (Why?)



from inet.detik https://ift.tt/2JhviPi
via IFTTT


Demikianlah Artikel Kisah YouTuber Jadi Depresi Karena Tuntutan Algoritma

Sekianlah artikel Kisah YouTuber Jadi Depresi Karena Tuntutan Algoritma kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kisah YouTuber Jadi Depresi Karena Tuntutan Algoritma dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2018/10/kisah-youtuber-jadi-depresi-karena.html

0 Response to "Kisah YouTuber Jadi Depresi Karena Tuntutan Algoritma"

Post a Comment