Judul : Komentar Driver Grab Soal Aksi Demo
link : Komentar Driver Grab Soal Aksi Demo
Komentar Driver Grab Soal Aksi Demo
Jakarta - Dalam beberapa waktu belakangan, demo yang dilakukan sejumlah pengemudi taksi online menghiasi pemberitaan. Bahkan, kabar berhembus bahwa akan ada aksi berikutnya pekan depan, walau belum pasti tanggal berapa pelaksanaannya.Melihat fenomena tersebut, sesama mitra pengemudi, namun yang tidak ikut-ikutan aksi demo tersebut, mengeluarkan suara mereka.
"Komunitas yang sering demo itu tidak mewakili suara kami. Karena kami enjoy ngerjainnya. Saya bilang ke komunitas kalo kita tidak ada yang ikut demo. Kita tidak pernah pengen deket dengan mereka. Mereka cuma mau cari untung untuk kepentingan sendiri dengan cara yang curang tanpa memikirkan perusahaan," ujar Andri, salah satu mitra pengemudi GrabCar.
Kata curang yang dimaksud Andri dalam pernyataannya itu adalah, para pendemo melakukan order fiktif dan fake GPS. Sehingga tuntutan utama adalah open suspend, lantaran akun mereka dibekukan.Terkait dengan tuntutan itu, Bob, driver GrabCar lainnya, mengaku tak setuju. Alasannya, tidak menutup kemungkinan untuk mengulangi aksinya. Ia mengaku dirugikan soal fenomena order fiktif itu, atau biasa disebut opik.
"Sering kita dapat dulu opik. Saya pernah dapat order fiktif. Ditelpon gak bisa. Dichat cuma dibaca. Sekalinya dibalas bilangnya lanjut. Ya saya cancel. Kalau sudah lewat lima menit ya saya cancel. Tapi sekarang dua bulan ini sudah berkurang. Dulu tiap hari paling sedikit bisa 5-6. Dulu di PIK, di pulau reklamasi yang gak ada penghuninya, itu Pulau G pulau G, di heat map bisa merah. Banyak permintaan. Frustrasi kita saat itu, karena nanti performanya turun," tutur Bob.
Untuk memperjelas ucapan Bob, di aplikasi driver, baik kendaraan roda dua maupun roda empat, ada fitur heat map yang memperlihatkan kawasan mana saja terdapat permintaan tinggi. Soal performa, jika seorang mitra pengemudi banyak membatalkan pesanan, performa mereka akan turun. Imbasnya, jika performa terus turun sampai di bawah 60%, maka mereka tidak mendapat insentif.
Di samping itu, mereka turut berkomentar soal banyaknya driver yang berteriak 'anyep', alias sepi penumpang. Bagi Bob, kemungkinan mereka kurang rajin. Ia pun kerap mempertanyakan driver yang suka nongkrong tanpa melakukan kegiatan jemput bola.
"Saya kan domisili Tangerang, tapi saya gak kenal driver-driver di sana. Suatu hari karena kebetulan lewat, saya iseng mampir lihat kebiasaan orang di situ. Eh di warung. Ponsel hidup. Padahal kantor 2-3 kilometer dari situ," katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Andri. "Saya pernah ngobrol sama driver di BSD. Mereka bilang mereka gak mau ke tengah, ke Jakarta. Alasannya takut. Saya bilang aja ada Waze, gak mungkin nyasar, yang penting di-update aja. Tapi mereka takut maunya cuma cari di BSD aja," katanya.
Bob menambahkan, kalau dia hanya cari penumpang di daerah Tangerang dan sekitarnya, satu hari cuma bisa dapat delapan pesanan. Berbeda jauh saat ia bermain di Jakarta dan sukses meraup puluhan perjalanan.
"Kebanyakan orang yang nongkrong dia gak pernah jadi elite plus. Karena ada pencapaian yang harus diraih. Mereka itu gak mau belajar. Di Grab itu ada levelnya gak sih. Jadi mereka narik ya narik, pulang ya pulang. Di luar itu banyak yang gak paham," tutur Andri. (mon/fyk)
from inet.detik https://ift.tt/2RheVF4
via IFTTT
Demikianlah Artikel Komentar Driver Grab Soal Aksi Demo
Anda sekarang membaca artikel Komentar Driver Grab Soal Aksi Demo dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2018/10/komentar-driver-grab-soal-aksi-demo.html
0 Response to "Komentar Driver Grab Soal Aksi Demo"
Post a Comment