Judul : Cerita Para Srikandi Grab yang Rela Panas-panasan di Jalan
link : Cerita Para Srikandi Grab yang Rela Panas-panasan di Jalan
Cerita Para Srikandi Grab yang Rela Panas-panasan di Jalan
Jakarta - Lantaran kondisi, hidup bisa jadi penuh tantangan terlebih jika harus menghidupi anggota keluarga. Hal inilah yang mungkin dialami sejumlah driver Grab wanita.Besarnya tantangan tak bikin semangat mereka surut dalam mendulang penghasilan di jalanan. Mereka awalnya berasal dari beragam profesi, sebagian lain menjadikan profesi driver online sebagai sampingan.
Seperti kisah Elisda, seorang perias dari Prabumulih, Sumatera Selatan. Demi memenuhi kebutuhan yang semakin banyak, membuat terdorong menjadi pengemudi online di sela-sela pekerjaannya di dunia tata rias yang sudah dilakoninya selama puluhan tahun. Dia rela setiap hari wajahnya belepotan menerjang jalanan.
"Saat ini umur saya 29 tahun, saya memiliki hobi merias, yang sudah saya tekuni sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Saya sangat bersyukur karena berawal dari hobi ini saya dapat membiayai kehidupan pribadi dan juga keluarga," tulis Grab di akun Instagram-nya yang dikutip detikINET, Rabu (2/1/2019).
Menurutnya, tambahan penghasilan menjadi mitra Grab sangat membantunya memenuhi kebutuhan hidup. Apalagi, panggilan untuk jasa riasan tak datang setiap hari. Dia mengutarakan, selama ini pekerjaannya sebagai penata rias maupun driver online bisa dilakukannya seirama. Manajemen waktu jadi kunci utama mengatur dua kesibukan sekaligus.
"Sudah sekitar 11 tahun saya menggeluti dunia rias, pasang surut orderan rias sudah saya alami. Sampai saat ini saya sadar akan kebutuhan semakin banyak, maka dari itu saya harus berusaha lebih dengan bergabung sebagai mitra Grab, tepatnya untuk mengisi waktu luang saat tidak ada orderan merias. Lumayan banget jadi punya penghasilan tambahan," tuturnya.
Lain lagi cerita Novi Yanti Tampubolon. Penyandang gelar Sarjana Hukum ini terkena PHK dan harus banting tulang untuk membiayai ibunya yang tinggal di Pematangsiantar. Sebagai anak bungsu yang tinggal sendiri di kota Medan, meluncur di jalanan lebih baik ketimbang harus berdiam diri sebagai pengangguran.
Dalam menjalani harinya sebagai driver GrabBike, Novi selalu memakai pakaian dan pengaman yang lengkap, seperti jaket, sarung tangan, sepatu, dan helm. Ia lakoni semua hal itu sedari pukul 08.00 pagi tanpa mengeluh teriknya matahari saat siang hingga matahari terbenam. Tak jarang Novi harus pulang larut malam. Oleh karena itu banyak rekan-rekan mitra Grab menjulukinya sebagai Srikandi Grab karena kerja kerasnya.
Foto: Grab Indonesia
|
"Siapapun bisa berkaca dari pengalaman hidup Novi. Walaupun terjatuh, kita harus selalu punya cara untuk bangkit lagi dan menghadapi segala rintangan," tulis Grab dalam akun Instagram-nya.
Driver wanita lainnya, yakni Winda yang merupakan seorang karyawati yang memiliki anak satu bernama Muhammad Tujuh Firdaus. Berbagai kebutuhan hidup membuatnya ingin bergabung menjadi bagian dari mitra pengemudi Grab.
Niatnya itu sempat terhambat karena Winda yang kala itu belum memiliki kendaraan dan SIM. Namun, banyak orang yang menawarkan bantuan padanya, mulai dari meminjamkan kendaraan, membayar DP cicilan motor hingga membantu proses pembuatan SIM.
Salah satu yang menjadi kekuatan dalam dirinya yaitu kalimat 'Di mana ada kemauan di situlah ada jalan'. Saat ini, Winda sudah terhitung bergabung dengan Grab hampir satu tahun lamanya. Kesibukan Winda sebagai karyawati serta mitra Grab membuat ibu satu anak ini harus pandai-pandai membagi waktunya bersama buah hatinya.
Foto: Grab Indonesia
|
Jika Winda masuk siang, ia memanfaatkan waktunya untuk mengantarkan dan menjemput anaknya sekolah dan mencari penumpang. Sebaliknya, ketika Winda sedang masuk kerja pada pagi hari, ia mencari penumpang selepas ia pulang bekerja hingga pukul 8 malam. Seringkali Tujuh menanyakan kapan ibunya pulang ke rumah disela-sela waktu mencari penumpang. Melalui pesan singkat, ia dan Tujuh bertukar kabar agar mengetahui kabar masing-masing.
Awal bergabung dengan Grab, Tujuh seringkali memilih diam ketika ditanya pendapatnya mengenai Winda yang berprofesi sebagai mitra Grab. Kini, Tujuh tak lagi merasa malu dan semangat menjawab 'engga kok mah, sini helmnya Ujuh pake'.
"Winda pun berpesan kepada Tujuh, bahwa kita tak bisa memilih dilahirkan dari keluarga yang seperti apa. Akan tetapi, kita masih bisa mencapai mimpi yang kita inginkan," ucap Winda dalam Instagram Grab.
(idr/fyk)
from inet.detik http://bit.ly/2F5PBjo
via IFTTT
Demikianlah Artikel Cerita Para Srikandi Grab yang Rela Panas-panasan di Jalan
Anda sekarang membaca artikel Cerita Para Srikandi Grab yang Rela Panas-panasan di Jalan dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2019/01/cerita-para-srikandi-grab-yang-rela.html
0 Response to "Cerita Para Srikandi Grab yang Rela Panas-panasan di Jalan"
Post a Comment