Judul : Hoax Lama Bersemi Kembali: Pakai WhatsApp Harus Bayar
link : Hoax Lama Bersemi Kembali: Pakai WhatsApp Harus Bayar
Hoax Lama Bersemi Kembali: Pakai WhatsApp Harus Bayar

Kembali berseminya hoax tersebut secara spesifik memanfaatkan insiden baru-baru ini ketika layanan WhatsApp terganggu sehingga pengguna kesulitan mengirim dan menerima konten berupa gambar maupun video.
Yang jeli tentu saja akan merasa aneh karena WhatsApp dimiliki oleh Facebook sehingga janggal jika nasib mereka diputuskan oleh Google. Ada pula salah ketik sana-sini dalam pesan broadcast hoax tersebut.
Selain itu, ada pula pesan broadcast yang menyebut WhatsApp akan dimatikan dari jelang tengah malam sampai dengan pukul 6 pagi di India. Bahkan Perdana Menteri India Narendra Modi pun ikut disebut-sebut.
Ujung-ujungnya, pesan broadcast hoax itu juga menyebut bahwa sejumlah akun WhatsApp akan ditutup dan bahkan berbayar dalam waktu dekat. Hoax ini pun minta pengguna menyebar sebanyak-banyaknya pesan broadcast tersebut agar tetap bisa menggunakan WhatsApp.
Bukan kali ini saja hoax macam itu beredar. Faktanya, WhatsApp masih merupakan layanan pesan instan gratis dan sejauh ini Facebook belum memperlihatkan niatan membuatnya jadi berbayar. Untuk monetisasi, Facebook baru mau menyisipkan iklan di bagian status WhatsApp.
Namun, dalam beberapa waktu terakhir WhatsApp memang terbilang sering mengalami gangguan -- bersama Instagram dan Facebook. Ini bagaikan menjadi celah sehingga hoax dan misinformasi gaya lama pun jadi bersemi kembali dengan maraknya.
Simak Video "Imbas Di-blacklist AS, Facebook Cs Tak Lagi Terpasang di Huawei"
[Gambas:Video 20detik]
(krs/jsn)
from inet.detik https://ift.tt/2NABI1B
via IFTTT
Demikianlah Artikel Hoax Lama Bersemi Kembali: Pakai WhatsApp Harus Bayar
Anda sekarang membaca artikel Hoax Lama Bersemi Kembali: Pakai WhatsApp Harus Bayar dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2019/07/hoax-lama-bersemi-kembali-pakai.html
0 Response to "Hoax Lama Bersemi Kembali: Pakai WhatsApp Harus Bayar"
Post a Comment