Masuki Era 4.0, Kurikulum TI dan Tenaga Ahli Masih Tertinggal

Masuki Era 4.0, Kurikulum TI dan Tenaga Ahli Masih Tertinggal - Hallo sahabat Berita Terkini Indonesia, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Masuki Era 4.0, Kurikulum TI dan Tenaga Ahli Masih Tertinggal, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel apa, Artikel bagaimana, Artikel di mana, Artikel IFTTT, Artikel inet.detik, Artikel kenapa, Artikel siapa, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Masuki Era 4.0, Kurikulum TI dan Tenaga Ahli Masih Tertinggal
link : Masuki Era 4.0, Kurikulum TI dan Tenaga Ahli Masih Tertinggal

Baca juga


Masuki Era 4.0, Kurikulum TI dan Tenaga Ahli Masih Tertinggal

Solo - Memasuki era industri 4.0, kurikulum program studi Teknologi Informasi (TI) di perguruan tinggi dinilai perlu pembaruan. Jumlah developer expert atau tenaga ahli untuk membimbing para pengembang bisnis startup juga dinilai masih minim.

Hal tersebut disampaikan Narenda Wicaksono selaku CEO Dicoding, perusahaan edukasi online untuk para developer aplikasi. Kekurangan itulah yang kini menjadi kendala pengembangan industri digital.

"Kurikulum kita ini tidak update. Kalau mengacu kompetensi nasional Indonesia, kurikulum ini diupdate 3-5 tahun sekali. Padahal di dunia digital ini harus selalu update. Aplikasi Android kita saja dua minggu sekali minta update," kata Narendra di sela acara Bekraf Developer Day di Hotel Swiss-Bellin Solo, Sabtu (5/10/2019).

Dari sisi pengajar, jumlah tenaga ahli di Indonesia masih sangat minim. Padahal, kata Narenda, terdapat sekitar 850 program studi terkait TI yang ada di Indonesia.

"Seharusnya pertumbuhan jumlah ini diimbangi dengan banyaknya developer expert. Mayoritas mereka masih butuh pengalaman lagi. 4 tahun lalu saya hitung hanya ada 7% expert, saya yakin sekarang masih minim. Idealnya 20-30% sudah expert," ujarnya.

Masuki Era 4.0, Kurikulum TI dan Tenaga Ahli Masih TertinggalCEO Dicoding Narenda Wicaksono. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikINET

Kekurangan tenaga ahli ini terjadi antara lain akibat adanya perusahaan-perusahaan besar yang terpusat di ibu kota. Daerah-daerah lain menjadi kekurangan tenaga ahli.

"Munculnya unicorn-unicorn itu memang bagus, tapi menimbulkan masalah karena semua tenaga ahli di daerah pindah ke sana. Jadi tidak ada transfer knowledge di daerah-daerah," katanya.

Digelarnya Bekraf Developer Day merupakan salah satu solusi untuk mendatangkan tenaga ahli ke daerah-daerah. Para pengembang dapat belajar langsung kepada pakarnya untuk menunjang bisnis digital mereka.

"Kami berkomitmen membantu mengembangkan talenta developer aplikasi dan game, khususnya anak muda. Melalui kegiatan ini diharapkan timbul kompetensi sehat dan berkualitas antardeveloper," kata Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Santosa Sungkari.

Simak Video "Menkominfo Sebut Startup Pendidikan Sebagai Calon Kuat ''The Next Unicorn''"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)

Let's block ads! (Why?)



from inet.detik https://ift.tt/30O1yk9
via IFTTT


Demikianlah Artikel Masuki Era 4.0, Kurikulum TI dan Tenaga Ahli Masih Tertinggal

Sekianlah artikel Masuki Era 4.0, Kurikulum TI dan Tenaga Ahli Masih Tertinggal kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Masuki Era 4.0, Kurikulum TI dan Tenaga Ahli Masih Tertinggal dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2019/10/masuki-era-40-kurikulum-ti-dan-tenaga.html

0 Response to "Masuki Era 4.0, Kurikulum TI dan Tenaga Ahli Masih Tertinggal"

Post a Comment