Kisah Pembuat Komputer Genggam yang Pernah Ribut dengan Pabrikan Pulpen

Kisah Pembuat Komputer Genggam yang Pernah Ribut dengan Pabrikan Pulpen - Hallo sahabat Berita Terkini Indonesia, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kisah Pembuat Komputer Genggam yang Pernah Ribut dengan Pabrikan Pulpen, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel apa, Artikel bagaimana, Artikel di mana, Artikel IFTTT, Artikel inet.detik, Artikel kenapa, Artikel siapa, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kisah Pembuat Komputer Genggam yang Pernah Ribut dengan Pabrikan Pulpen
link : Kisah Pembuat Komputer Genggam yang Pernah Ribut dengan Pabrikan Pulpen

Baca juga


Kisah Pembuat Komputer Genggam yang Pernah Ribut dengan Pabrikan Pulpen

Jakarta -

Jauh sebelum ponsel pintar atau smartphone Android dan iPhone merajalela, ada Palm dengan berbagai produk komputer genggamnya (personal digital assistant - PDA), yang ternyata pernah berselisih dengan pabrikan pulpen.

Palm Inc, yang awalnya bernama Palm Computing didirikan pada 1992 oleh Jeff Hawkins. Bersama dengan Donna Dubinsky dan Ed Colligan, mereka membuat Palm Pilot, salah satu PDA paling pertama dan paling sukses.

Saking suksesnya, nama Palm sering diasosiasikan sebagai PDA dan menjadi pemimpin pasar di ranah komputer genggam selama hampir satu dekade. Pilot adalah sebuah PDA yang punya empat fungsi utama, yaitu memo, buku alamat, kalender, dan to-do lists.

Pilot mendominasi pasar PDA dan terjual lebih dari sejuta unit dalam 1,5 tahun pertamanya, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Jumat (4/9/2020).

PDA ini bisa menjadi sangat terkenal karena punya bentuk yang enak di tangan dan cukup di kantong celana. Spesifikasinya antara lain adalah CPU Motorola 68328 16 MHz, layar sentuh monokrom 160x160 pixel dan dilengkapi dengan Graffiti input zone, dan menggunakan baterai AAA sebagai sumber tenaga.

Pengguna Pilot juga bisa menghubungkan PDA ini dengan PC menggunakan docking dan kabel khusus. Harga Pilot 1000 - versi pertama -- adalah USD 299, setengah dari harga Apple Newton yang merupakan pesaingnya saat itu.

Pilot bisa menyimpan 500 alamat dan 600 janji. Sementara Pilot 5000 -- penerusnya -- hanya USD 69 lebih mahal dan punya storage lima kali lipat lebih besar.

Palm Pilot digugat Pilot
Namun, Palm Pilot ini juga yang membuat mereka berselisih dengan pabrikan pembuat pulpen bernama Pilot. Palm digugat karena menggunakan nama Pilot, yang kemudian memaksa mereka menggantinya dengan PalmPilot, dan akhirnya tak lagi menggunakan nama tersebut untuk produk penerusnya, yaitu Palm III dan Palm Tungsten.

Selama hidupnya, Palm beberapa kali berganti kepemilikan. Pada September 1995 mereka diakuisisi oleh U.S. Robotics senilai USD 44 juta, dan Pilot diluncurkan tepat setahun setelah akuisisi ini terjadi.

Namun kemudian U.S. Robotics diakuisisi oleh 3Com pada 1997 dengan valuasi USD 6,6 miliar. Namun pendiri Palm, yaitu Hawkins, Dubinsky, dan Colligan, tak suka dengan arah perusahaan setelah diakuisisi oleh 3Com.

Dari Palm ke Handspring lalu ke Palm Lagi
Mereka pun mengundurkan diri dan mendirikan Handspring setahun kemudian, dan kemudian merilis PDA lain bernama Visor yang juga menggunakan sistem operasi Palm. Uniknya, Handspring ini juga kemudian diakuisisi oleh Palm beberapa tahun kemudian.

Pada Maret 2000, Palm akhirnya memisahkan diri dari induknya dan melakukan initial public offering (IPO) atau resmi masuk ke pasar saham. Valuasi mereka saat itu lebih tinggi dibanding General Motors, McDonalds, dan bahkan induk perusahaannya 3Com, namun valuasi yang kelewat tinggi itu hanya bertahan setahun, dan mereka pun kehilangan 90% valuasinya.

Kompetisi di pasar PDA saat itu sangatlah ketat karena banyak perusahaan seperti HP, Sony, Compaq, Nokia, dan Casio yang ikut bertarung. Meski Palm tetap bisa bertahan karena punya 70 ribu developer pihak ketiga.

Namun akhirnya merkea harus menyerah dan merilis perangkat dengan OS Windows Mobile, yaitu Palm Treo 700w. Bisnis mereka mulai goyang saat Research In Motion (RIM) merilis BlackBerry, lalu dilanjutkan dengan Apple yang merilis iPhone pada 2007, dan kemudian tentunya adalah kehadiran Android.

Palm belum mau mengaku kalah, dan pada CES 2009 mereka merilis Palm Pre, sebuah smartphone yang menjalankan sistem operasi webOS. Namun, bisa ditebak, penjualan produk tersebut tak mengesankan.

webOS pun kemudian dibeli oleh HP dan dijadikan platform open source, yang kemudian merilis Pre 2, yang juga tak berhasil. webOS kemudian dibeli oleh LG dan dijadikan OS untuk berbagai perangkat buatannya, seperti TV, kulkas, dan lain sebagainya.

Saat ini, Palm sebagai perusahaan memang sudah tidak ada. Namun hak penggunaan namanya sudah dibeli oleh TCL. Mungkin saja ke depannya TCL bakal merilis perangkat dengan nama Palm, sama seperti saat mereka bekerja sama dengan BlackBerry untuk menghidupkan kembali nama tersebut, meski kemudian gagal.

Simak Video "Suramnya Industri Ponsel Dihantam Corona"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/rns)

Let's block ads! (Why?)



from inet.detik https://ift.tt/322iyXF
via IFTTT


Demikianlah Artikel Kisah Pembuat Komputer Genggam yang Pernah Ribut dengan Pabrikan Pulpen

Sekianlah artikel Kisah Pembuat Komputer Genggam yang Pernah Ribut dengan Pabrikan Pulpen kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kisah Pembuat Komputer Genggam yang Pernah Ribut dengan Pabrikan Pulpen dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2020/09/kisah-pembuat-komputer-genggam-yang.html

0 Response to "Kisah Pembuat Komputer Genggam yang Pernah Ribut dengan Pabrikan Pulpen"

Post a Comment