Belajar dari China, Kekuatan e-Commerce saat Pandemi

Belajar dari China, Kekuatan e-Commerce saat Pandemi - Hallo sahabat Berita Terkini Indonesia, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Belajar dari China, Kekuatan e-Commerce saat Pandemi, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel apa, Artikel bagaimana, Artikel di mana, Artikel IFTTT, Artikel inet.detik, Artikel kenapa, Artikel siapa, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Belajar dari China, Kekuatan e-Commerce saat Pandemi
link : Belajar dari China, Kekuatan e-Commerce saat Pandemi

Baca juga


Belajar dari China, Kekuatan e-Commerce saat Pandemi

Jakarta -

Dalam situasi krisis yang memupus harapan sekalipun, yakinlah selalu ada peluang, bahkan bisa menjadi kekuatan. CEO Tokopedia William Tanuwijaya membahas hal ini saat menceritakan situasi saat wabah SARS melanda China. Krisis ini justru membuat layanan e-commerce China tangguh.

Pada 2003, terjadi wabah SARS di China. Industri ritel saat itu mencoba segala cara untuk beradaptasi dengan kondisi pasar yang memburuk. Ditempa situasi tersebut, kemampuan mereka mengatasi krisis menjadi kekuatan bagi e-commerce China saat ini.

"Penetrasi e-commerce China di atas 35%. Benang merahnya adalah wabah SARS di 2003. Meski bukan pandemi global, tapi orang-orang menutup diri dan berdampak pada ekonomi. Masa itu menjadi wake up call buat semuanya," kata William saat berbincang di acara Wisuda Online MAXStream, Sabtu (19/9/2020).

wisuda onlineCEO Tokopedia William Tanuwijaya di Wisuda Online MAXStream. Foto: screenshot

Melihat lebih banyak orang tinggal di rumah dan bersiap untuk keadaan darurat, para penjual pun bergerak cepat berupaya memenuhi lonjakan permintaan kebutuhan konsumen. Platform belanja online yang saat itu masih primitif pun dimanfaatkan. Apa yang terjadi saat itu, membawa e-commerce China saat ini menjadi mapan dan kuat.

Dibandingkan dengan China, menurut William, meski e-commerce Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat, angka penetrasinya terbilang masih kecil. Masih banyak konsumen dan pembeli yang belum terjangkau layanan e-commerce.

"Di masa pandemi sekarang kita lihat, kita benar-benar kewalahan. Itu karena perputaran ekonomi kita masih lebih banyak yang di ranah offline. Peluangnya masih banyak," ujarnya.

Di luar itu, William mengaku bersyukur setiap kali menyadari bahwa platform internet bisa membawa begitu banyak perubahan. Meski sudah mengubah industri ritel lewat Tokopedia yang didirikannya, William merasa masih banyak PR yang harus dilakukannya khususnya di ranah e-commerce yang digelutinya.

"Internet tak hanya mengubah hidup saya, tapi juga jutaan orang, itu hal yang saya benar-benar grateful. Tapi kalau merasa sudah made it, nggak. Saya consider diri saya ini baru mulai," katanya.

Simak Video "Data Konsumen Tokopedia Dicuri, William Tanuwijaya Siapkan Langkah Ini"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)

Let's block ads! (Why?)



from inet.detik https://ift.tt/35UilIn
via IFTTT


Demikianlah Artikel Belajar dari China, Kekuatan e-Commerce saat Pandemi

Sekianlah artikel Belajar dari China, Kekuatan e-Commerce saat Pandemi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Belajar dari China, Kekuatan e-Commerce saat Pandemi dengan alamat link http://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2020/09/belajar-dari-china-kekuatan-e-commerce.html

0 Response to "Belajar dari China, Kekuatan e-Commerce saat Pandemi"

Post a Comment