Judul : Startup Sewa Sepeda yang Diremehkan, Kini Bernilai Triliunan
link : Startup Sewa Sepeda yang Diremehkan, Kini Bernilai Triliunan
Startup Sewa Sepeda yang Diremehkan, Kini Bernilai Triliunan
Jakarta - Bermodal 400 yuan (Rp 700 ribuan), Dai Wei mendirikan Ofo bersama teman-temannya di Peking University di 2014. Bisnis sewa sepeda yang awalnya diremehkan ini nyatanya sukses dan mengantar Wei menjadi miliuner di usia 25 tahun."Kalau menengok ke belakang, pada 12 dan 24 bulan awal adalah masa-masa paling sulit. Saya menghadapi berbagai masalah," kenang Wei.
Siapa sangka, tiga tahun kemudian, bisnis yang bermula dari kecintaannya pada bersepeda dan ingin berkontribusi mengurangi polusi dari transportasi, kini menjelma menjadi perusahaan multinasional bernilai lebih dari Rp 13,3 triliun.
Foto: Media Corp
|
Sewa sepeda via aplikasi
Ofo memungkinkan pengguna meminjam sepeda dengan biaya tertentu. Sepeda bisa diambil di lokasi yang ditentukan dan dikembalikan di tempat terdekat dengan lokasi tujuan.
Pengguna memesan sepeda melalui aplikasi Ofo, kemudian mengetik sederet angka yang tertera di sepeda dan mendapatkan semacam passcode untuk membuka gembok sepeda.
Setelah digunakan, pembayaran dilakukan menggunakan layanan Alipay atau kartu kredit, kemudian sepeda bisa dikembalikan ke lokasi penyewaan terdekat dan menguncinya kembali untuk memastikan telah berhenti menggunakan.
Ofo saat ini punya lebih dari 6 juta xiao huang che, sebutan untuk sepeda kuning dalam bahasa China. Tak hanya di China, layanannya merambah berbagai negara. Pengguna aplikasinya tercatat melakukan 25 juta perjalanan per hari.
Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (2/8/2017), Wei mengatakan bahwa bisnis Ofo akan impas di tahun ini, dan mulai menghasilkan keuntungan pada 2018. Sinar Ofo tampak benderang dan menjanjikan masa depan.
Kesuksesan model bisnisnya menarik perhatian investor ternama seperti Alibaba dan raksasa layanan ride sharing China Didi Chuxing. Awal Juli 2018, Ofo meraup lebih dari Rp 9,3 triliun pendanaan.
Kesuksesan Ofo adalah bagian dari tren bike-sharing dalam beberapa tahun belakangan. Di China sendiri, setidaknya ada 6 perusahaan bike-sharing. Startup sejenis yang didirikan 2015 bernama Mobike, juga naik daun dengan valuasi sekitar Rp 13,3 triliun. Mobike pun dilirik Tencent.
Foto: Media Corp
|
Diremehkan
Jalan menuju kesuksesan memang tidak mulus. Ide Wei menyewakan sepeda awalnya diragukan keluarga dan teman-temannya sendiri.
"Waktu itu, semua guru, teman, bahkan keluarga saya tidak percaya kalau bisnis ini bisa bertahan lebih dari tiga hari," kata pemuda yang baru lulus dari Guanghua School of Management Peking University tahun lalu.
"Mereka bilang, 'Kalau kamu menaruh sepeda di jalanan, tiga hari kemudian sepeda itu akan dicuri. Kamu tidak akan bisa bertahan'," Wei menirukan perkataan orang-orang yang meremehkannya waktu itu.
Tak mudah pula bagi Wei meyakinkan kedua orangtuanya mengenai bisnis yang dirintisnya. Perlu lebih dari satu setengah tahun baginya hingga akhirnya ayah ibunya merestui apa yang dikerjakannya.
"Setiap kali pulang ke rumah, saya dan kedua orangtua akan berdebat panjang. Mereka lebih suka saya magang di perusahaan besar atau melamar pekerjaan," ujarnya.
Kini, sepeda kuning Ofo ada di berbagai kota di China dan sejumlah negara lain seperti Singapura. Apa target Wei selanjutnya? "100 juta sepeda di 2030," jawab Wei dengan senyum lebar. (rns/fyk)
from inet.detik http://ift.tt/2u2NhEB
via IFTTT
Demikianlah Artikel Startup Sewa Sepeda yang Diremehkan, Kini Bernilai Triliunan
Anda sekarang membaca artikel Startup Sewa Sepeda yang Diremehkan, Kini Bernilai Triliunan dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2017/08/startup-sewa-sepeda-yang-diremehkan.html
0 Response to "Startup Sewa Sepeda yang Diremehkan, Kini Bernilai Triliunan"
Post a Comment