Judul : Bahkan Like di Facebook Bisa Jadi Alat Curi Data
link : Bahkan Like di Facebook Bisa Jadi Alat Curi Data
Bahkan Like di Facebook Bisa Jadi Alat Curi Data
Jakarta - Penyalahgunaan data Facebook oleh Cambridge Analytica untuk mempengaruhi hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) AS membuka mata, betapa powerful data personal kita.Secara umum, orang tahu bahwa informasi detail seperti nama lengkap, alamat rumah, tanggal lahir dan dokumen pribadi merupakan data berharga. Namun bukan hanya itu, postingan Facebook pun bisa menjadi data tak ternilai.
"Iya, itu (data nama lengkap dan lainnya) sih basic supaya tidak di-hack. Postingan-postingan di wall (Facebook), Cambridge Analytica itu bisa menganalisa profil dari postingan-postingan wall dan like yang kita lakukan. Dari analisa itu diketahui profil user-nya," kata Alfons Tanujaya, peneliti keamanan internet dari Vaksincom.
Untuk mengantisipasi--atau setidaknya meminimalkan informasi kita di media sosial disalahgunakan, menurut Alfons, perlu kesadaran dan kehati-hatian pengguna berbagi data.
Dikatakannya, Facebook memberikan pilihan kepada pengguna untuk mengontrol siapa saja yang bisa melihat profil atau posting per individu. Sebenarnya, hal ini tergantung keperluan pengguna Facebook itu sendiri.
"Kalau dia memang menggunakan untuk keperluan bisnis, biasanya dia memberikan akses seluas-luasnya jadi setting-nya publik. Sebaliknya kalau untuk kepentingan pribadi, bisa diset siapa saja yang bisa mengakses atau melihat profil dan posting. Jadi tidak diset ke publik," terangnya.
Alfons juga mengimbau pengguna agar tidak mudah tergiur mengikuti kuis atau game di Facebook. Mengikuti kuis-kuis semacam ini memang lucu dan menghibur. Namun diam-diam, kuis semacam ini mencuri data kita.
Ilustrasi kantor Facebook Indonesia. Foto: detikINET/Agus Tri Haryanto
|
Saat memainkan kuis tersebut, mereka akan mengorek sejumlah data seperti nama, foto profil, gender, asal dan informasi publik lainnya. Alfons menyebutkan, dari sisi ancaman security tidak terlalu tinggi, namun potensi penyalahgunaan profil sangat besar.
"Yang harus diperhatikan, aplikasi seperti seperti kuis, game dan sejenisnya, biasanya mereka meminta akses melakukan posting atau mengundang teman Faceboo melihat apa yang kita posting," terang Alfons.
Layanan semacam ini memanfaatkan kenarsisan pengguna media sosial yang akan penasaran mencoba mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan seperti 'Mirip Artis Siapakah Kamu?', 'Akan Jadi Apa Kamu di Masa Depan?', 'Berapa Lama Kamu akan Menjomblo?' atau 'Siapa Nama Koreamu?'.
Jawaban ini kemudian akan dengan senang hati dibagikan si pengguna Facebook kepada orang lain di timeline mereka. Dari sana, orang lain akan terpancing untuk menjajalnya juga, begitu seterusnya.
"Secara tidak langsung, kita bertanggungjawab jika karena postingan di wall kita, teman kita menjadi korban eksploitasi dan datanya disalahgunakan dan dirinya menjadi target iklan," jelasnya.
Kewaspadaan akan data dan postingan Facebook tengah menjadi sorotan, menyusul skandal kebocoran data Facebook yang tengah ramai dibahas. Kasus ini bermula di 2013, ketika seorang akademisi dari Cambridge University bernama Alexander Kogan, membuat semacam aplikasi kuis bernama This Is Your Digital Life untuk kepentingan penelitian.
Atas izin Facebook, kuis untuk menguji kepribadian ini mengundang sekitar 300 ribu pengguna Facebook menggunakannya. Celakanya, selain mengumpulkan data kepribadian, aplikasi ini juga mengangkut data pribadi teman-teman peserta kuis. Hasilnya, didapatkan data 50 juta pengguna Facebook.
Data ini berkaitan erat dengan profil pengguna Facebook yang bisa digunakan untuk mengklasifikan sifat, pandangan politik dan kecenderungan pengguna Facebook.
Oleh Kogan, data tersebut diberikan kepada Cambridge Analytica untuk sebuah program, berita dan kampanye sejenis yang ditujukan kepada profil-profil pengguna Facebook.
"Pada awalnya dikira tidak berpengaruh namun ternyata bisa berpengaruh signifikan mengubah pandangan orang dan berpengaruh pada hasil Pilpres AS (yang memenangkan Donald Trump). Ini juga disinyalir berpengaruh pada referendum Brexit," sebut Alfons. (rns/rou)
from inet.detik http://ift.tt/2pywDbw
via IFTTT
Demikianlah Artikel Bahkan Like di Facebook Bisa Jadi Alat Curi Data
Anda sekarang membaca artikel Bahkan Like di Facebook Bisa Jadi Alat Curi Data dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2018/03/bahkan-like-di-facebook-bisa-jadi-alat.html
0 Response to "Bahkan Like di Facebook Bisa Jadi Alat Curi Data"
Post a Comment