Judul : Siapa Sangka Para Konglomerat Teknologi Ini Susah Membaca
link : Siapa Sangka Para Konglomerat Teknologi Ini Susah Membaca
Siapa Sangka Para Konglomerat Teknologi Ini Susah Membaca
Jakarta - Disleksia adalah gangguan dalam perkembangan baca tulis yang biasanya terjadi pada anak kecil dengan usia 7 sampai 8 tahun. Penandanya adalah kesulitan belajar membaca dan memahami sesuatu.Sekitar 10%-15% penduduk Amerika Serikat dikatakan mengidap disleksia, dan hanya sedikit dari mereka yang menyadari gangguan ini, dan berusaha mengobatinya.
Dan gangguan ini ternyata juga dialami oleh sejumlah bos perusahaan teknologi, yang membuat mereka kesulitan membaca semasa kecil. Siapa saja mereka?
Steve Jobs semasa kecil mengidap disleksia, namun itu tak menghentikannya dalam membangun salah satu perusahaan teknologi paling inovatif sepanjang masa. Hingga akhir hayatnya, Jobs disebutkan mempunyai kekayaan senilai USD 10,2 miliar.
Selama karirnya, Jobs tak pernah terlihat seperti seorang yang mengalami gangguan membaca. Bahkan, kemampuan berbicara di depan publik Jobs masih dianggap sebagai salah satu yang paling hebat.
Steve Jobs. Foto: Internet
|
2. Richard Branson, Pendiri Virgin Group
Sama seperti Jobs, Branson pun seorang pengidap disleksia. Gangguan membaca ini membuat ia seringkali gagal dalam ujian di sekolahnya. Ia juga dikatakan mempunyai IQ yang sangat buruk.
Namun Branson tetap mampu meluncurkan Virgin Group pada tahun 1970, dan membangunnya menjadi sebuah konglomerasi, yang mampu menghasilkan penjualan tahunan senilai USD 24 miliar. Kekayaan pribadi Branson sendiri tercatat sebanyak USD 5 miliar.
3. John Chambers, Executive Chairman Cisco
John Chambers mengaku bahwa disleksia membuatnya sering merasa tak percaya diri, bahkan sampai saat ini.
Menurutnya, sampai saat ini telapak tangannya masih sering berkeringat jika ia membicarakan disleksia. Meski begitu, itu tak menghambat karirnya sebagai CEO Cisco, dengan kekayaan sekitar USD 1 miliar. Setelah jadi CEO Cisco, kini ia menjabat Executive Chairman.
Namun di lain pihak, menurutnya disleksia ini membuatnya bisa berpikir dengan cepat. "Aku bisa mengeja A, B, ... sampai Z dengan cepat," ujar Chambers, seperti yang dikutip detikINET dari Business Insider.
4. Bill Hewlett, Pendiri Hewlett-Packard
Catatan nilai akademik William 'Bill' Redington Hewlett semasa di bangku sekolah sangatlah buruk, yang tentu saja disebabkan oleh disleksia. Namun seperti John Chambers, gangguan disleksia ini juga punya keuntungan bagi Hewlett.
Yaitu ia menjadi seseorang yang mempunyai daya ingat sangat tinggi. Kemampuan ini dikembangkan untuk menutupi kekurangannya akibat disleksia.
Selepas lulus dari Universitas Stanford, Hewlett meluncurkan perusahaan Hewlett-Packard (HP) bersama temannya, David Packard. Dan setelah itu, gangguan disleksia yang diidapnya sejak kecil hanyalah tinggal sejarah. Bill meninggal dunia pada tahun 2001. (fyk/fyk)
from inet.detik https://ift.tt/2BMRWyZ
via IFTTT
Demikianlah Artikel Siapa Sangka Para Konglomerat Teknologi Ini Susah Membaca
Anda sekarang membaca artikel Siapa Sangka Para Konglomerat Teknologi Ini Susah Membaca dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2018/08/siapa-sangka-para-konglomerat-teknologi.html
0 Response to "Siapa Sangka Para Konglomerat Teknologi Ini Susah Membaca"
Post a Comment