Judul : Trump Terancam Kehilangan Perlakuan Khusus di Twitter
link : Trump Terancam Kehilangan Perlakuan Khusus di Twitter
Trump Terancam Kehilangan Perlakuan Khusus di Twitter
Jakarta -Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dihadapi situasi yang tidak menyenangkan, jika gagal dalam Pilpres AS 2020. Selain harus menanggalkan jabatannya sebagai orang nomor satu di negeri Paman Sam, Twitter memastikan Trump tidak akan lagi menerima perlakuan khusus di platformnya.
Selama ini yang sudah menjadi rahasia umum, Trump sangat gemar bermain media sosial berlogo burung ini. Tak hanya soal mengomentari peristiwa, di Twitter juga sering mengumumkan kebijakan pemerintah.
Nah, diketahui, Twitter memang memiliki kebijakan untuk melindungi akun individu yang dianggap 'newsworthy' atau layak diberitakan. Dengan aturan ini, akun tertentu seperti politisi yang memiliki lebih dari 250 ribu followers, akan bebas dari penangguhan atau pencekalan jika melanggar aturan.
Kebijakan ini yang mendorong Twitter untuk memberi peringatan dan mencegah penyebaran, bukan menghapusnya. Misalnya, 12 cuitan Trump yang diunggah dalam beberapa hari belakangan ini dianggap mengganggu proses demokrasi, tetapi tidak dihapus oleh Twitter.
Nantinya, Twitter memastikan kebijakan tersebut tidak akan berlaku untuk politisi terpilih yang tidak lagi menjabat. Mereka harus mengikuti aturan Twitter seperti pengguna umum lainnya dan jika cuitan mereka melanggar aturan, akan dihapus.
Berkaitan dengan Trump yang 'rajin' melanggar aturan. Apabila tidak terpilih lagi di Pilpres AS 2020, akun Trump tersebut bisa saja dicekal sewaktu-waktu.
"Pendekatan Twitter terhadap pemimpin dunia, kandidat, dan petinggi publik berdasarkan prinsip bahwa orang-orang harus bisa memilih untuk melihat apa yang pemimpin mereka katakan dengan konteks yang jelas," kata juru bicara Twitter kepada The Guardian, seperti dikutip detikINET Sabtu (7/11/2020).
"Ini artinya kita mungkin memberikan peringatan dan label, dan membatasi engagement untuk Tweets tertentu. Kerangka kebijakan ini diterapkan untuk pemimpin dunia dan kandidat politik, dan bukan untuk warga negara ketika mereka tidak lagi memegang posisi ini," sambungnya.
Setelah kehilangan hak istimewanya, Trump dihadapkan dengan dua pilihan, apakah ia lebih memilih mengurangi cuitannya yang berpotensi memprovokasi atau harus kehilangan salah satu platform terbesarnya di internet.
Sementara itu, pembuat kebijakan dan organisasi hak asasi manusia, meminta Twitter untuk menangguhkan akun Trump. Bahkan, seruan tersebut mendesak Twitter mengambil tindakan sebelum perpindahan kekuasaan di bulan Januari. Seruan ini salah satunya datang dari politisi Partai Demokrat yang juga anggota Kongres AS David Cicilline.
Cicilline menyarankan, pihak Twitter mencegah Donald Trump berkicau setidaknya sampai penghitungan suara selesai agar situasi tidak semakin kisruh. Pendapat Cicilline itu senada disuarakan oleh politisi lainnya.
"Saat ini, akun presiden memajang kebohongan dan misinformasi tanpa henti. Hal itu merupakan ancaman bagi demokrasi kita dan harus dicekal sampai semua suara telah dihitung," tulis Cicilline.
Simak Video "Deretan Cuitan Trump yang Ditandai Menyesatkan oleh Twitter"
[Gambas:Video 20detik]
(vmp/agt)
from inet.detik https://ift.tt/2U2MnTb
via IFTTT
Demikianlah Artikel Trump Terancam Kehilangan Perlakuan Khusus di Twitter
Anda sekarang membaca artikel Trump Terancam Kehilangan Perlakuan Khusus di Twitter dengan alamat link https://berita-sekarang-indo.blogspot.com/2020/11/trump-terancam-kehilangan-perlakuan.html
0 Response to "Trump Terancam Kehilangan Perlakuan Khusus di Twitter"
Post a Comment